preloader

Kisah Asal Mulanya Adzan

Adzan merupakan syiar Islam untuk memenggil umat Islam guna melaksanakan shalat wajib lima waktu. Menurut At – Thabari, kata adzan secara bahasa diartikan denan An – i’lam yang artinya memberitahu atau pemberitahaun. Maka orang ayng memanggil atau menyerukan adzan disebut Muadzzin. Namun secara istilah fuqaha, adzan adalah “Pemberitahuan perihal masuknya waktu shalat fardhu, dengan menggunakan lafazh – lafazh yang ma’tsurah dengan cara ayng khusus.” (Musuha Fiqhiyyah Kuwaitiyyah).

Dikutip dari buku yan berjudul “The Grea of Two Umar’s” karya Fuad Abdurrahman bahwa awal mula munculnya adzan yang hingga saat ini dikumandangkan di seluruh penjuru dunia adalah dulu ketika umat Islam masih berjumlah sedikir, maka tidak sulit untuk mengumpulkan mereka guna melaksanakan shalat berjamaah. Namun, dengan bertambahnya umat Islam dan kesibukan yang beragam, membuat sebagian dari mereka lalai untuk melakukan shalat tepat waktu. Untuk mencari solusi agar umat Islam dapat melaksanakan shalat tepat waktu, maka sebagian para sahabat kemudian memberikan saran kepada Rasulullah.

Rasulullah dan para sahabat ketika sampai di Madinah setelah Hijrah melakukan musyawarah bagaimana memberi tahu dan mengumpulkan kaum muslimin untuk shalat di masjid. Sebagian sahabat memberi usul dengan menghidupkan api pada setiap waktu shalat, sehingga mereka yang melihatnya dari jauh bisa saling mengingatkan bahwa waktu shalat telah tiba. Namun Rasulullah SWA tidak menyetujuinya.

Ada lagi yang memberikan usul dengan meniup buq (dalam riwayat Al – Bukhari), qam (dalam riwayat Muslim dan an – Nasai), qun/syabbur (dalam riwayat Abu Daud), yang menunjuk arti sebuah alat yang ditiup lalu kemudian darinya keluar suara atau biasa disebut dengan terompet. Tapi Rasulullah SAW tidak menyukainya, beliau mengatakan bahwa huwa min amril yahud, terompet itu bagian dari perkara orang – orang Yahudi.

Lalu ada juga yang memberikan usul aar diperdengarkan suara naqus, dengacara kayu besar dan panjang dipukulkan dengan kayu kecil agar keluar suara. Namun, lagi – lagi Rasulullah SAW tidak menyetujuinya. Kata beliau, yan demikian sudah sering digunakan oleh orang – orang Nasrani.

Sehingga musyawarah pada hari itu belum menghasilkan sebuah keputusan. Hingga beberapa hari kemudian, sahabat bernama Abdullah bin Zaid bermimpi dan berkata,

“Ketika cara memanggil kaum Muslimin untuk shalat dimusyawarahkan. Suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya, “Wahai hamba Allah, maukah kau menjual an – naqus itu?”

“Untuk apa?” tanya laki – laki di dalam mimpi tersebut.

“mau kami gunakan untuk memanggil oran – orang shalat,” jawab Abdullah bin Zaid dalam mimpi.

“Kalau begitu maukah engkau aku beri tahu cara yang lebih baik untuk mengajak orang – orang shalat?” sahutnya.

“Dengan senang hati”, jawab Abdullah

“Laki – laki itu kemudian mengajarkan lafazh Adzan.

“Allahu Akbar Allahu Akbar 2x”

“Asyhadu alla ilaha illallah 2x”

“Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah 2x”

“Hayya ‘alash shalah 2x”

“Hayya ‘alal falah 2x”

“Allahu Akbar Allahu Akbar”

“La ilaha ilallah”

Setelah selesai laki – laki tadi diam sejenak, lalu berkata “Jika shalat sudah hendak dilaksanakan maka katakanlah,

“Allahu Akbar Allahu Akbar”

“Asyhadu alla ilaha ilallah”

“Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah”

“Hayya ‘alash shalah”

“Hayyah ‘alal falah”

“Qad qama tis shalat 2x”

“Allahu Akbar Allahu Akbar”

“La ilaha ilallah”

Keesokan harinya, Abdullah bin Zaid mendatangi Rasulullah SAW dan menyampaikan tentang mimpinya itu. Rasulullah SAW pun berkata,

“Mimpi itu adalah mimpi yang benar.”

Rasulullah kemudian menyuruh Abdullah bin Zaid mengajarkannya kepada Bilal, karena Bilal memiliki suara yang lantang.

Ketika Umar bin Khattab mendengarnya, ia berkata kepada Rasul, “Demi Allah, akupun bermimpi seperti itu juga.” Dengan demikian, orang yang pertama kali mengumandangkan adzan adalah Bilal bin Rabbah.

Demikian awal mula disyariatkannya Adzan yang diambil dari banyak riwayat.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *