preloader

Kisah Teladan : Wanita Mulia di Zaman Nabi Muhammad

Wanita cerdas di zaman Rasulullah SAW adalah orang-orang yang punya pengaruh besar dalam sejarah Islam. Mereka adalah para istri, putri, dan sahabat perempuan (shahabiyah) Nabi. Para wanita muslim yang menyaksikan dakwah Rasulullah SAW di bumi Makkah dan Madinah. Mereka berperan serta dalam penyebaran dakwah. Walaupun penuh dengan cobaan dan rintangan, mereka tegak membel kebenaran. Sosok mereka dikenal hebat, tangguh, pintar, berani, penyabar, teguh pendirian dan punya iman yang kokoh. Mereka patut dijaduikan teladan terbaik terutama bagi kaum perempuan.

Ada banyak sekali akhlak mulia yang dapat kita semua teladani dari ara shahabiyah ini. Beberapa cerita luar biasa dari shahabiyah ini antara lain :

Khadijah r.a.

Khadijah binti Khuwalid, ia adalah istri pertama Rasulullah SAW yang selalu berada di sisi beliau di kala suka maupun duka. Ia merupakan seorang perempuan yang kaya raya, sosok Khadijah tidak pernah lepas dari gambaran wanita yang setia. Ia rela mengorbankan harta, pikiran, jiwa dan raganya untuk kepentingan dakwah Rasulullah. Selain dikenal dengan kesucian dan kemuliaan, Sayyidatuna – Khadijah juda seorang pembisnis hebat. Menurut Abu Salsabil Muhammad Abdul Hadi, kafilah daganganya setara dengan kafilah dagang kaum Quraisy seluruhnya.  

Saudah binti Zam’ah

Nama lengkapnya Saudah binti Zam’ah ibn Qais ibn ABD Syams al-Qurasyiyyah al-Amiriyyah. Beliau perempuan pertama ayng dinikahi Rasulullah setelah wafatnya Khdijah. Ketika itu, Saudah berstatus janda berusia 55 thun dan memiliki enam anak, sedangkan Rasulullah berusia 50 tahun. Di samping tua usianya, Saudah juga perempuan yang tua hatinya, cerdas, memahami agama, bertakwa, dan salihah. Ia mampu mangisi kekosongan hati Rasulullah setelah wafatnya Khadijah dengan kasih sayang, kelembutan, nasehat, dan dukungan.

Diantara keteladanan Saudah yaitu, pengorbanan dan dermanya di jalan Allah, selalu mendahulukan orang lain, mampu menciptakan canda dan kebahagiaan dalam rumah tangga. Kemudian, punya semangat tinggi menjalankan perintah Allah dan Rasulullah. Saudah juga menjadi landasan ijin bagi kaum perempun keluar rumah untuk suatu keperluan. Beliau juga sabar dan komitmen memenuhi janji.

Aisyah binti Abu Bakar r.a.

Sayyidah aisyah Binti Abu Bakar dilahirkan awal tahun ke-4 Hijriyah setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul. Aisyah yang juga putri sahabat mulia Abu Bakar dinikahi Rasulullah 10 tahun kemudian, saat Aisyah berusia tujuh tahun. Namun, Nabi baru mengajak Aisyah hidup bersama setelah usia Aisyah 9 tahun. Aisyah memiliki keistimewaan dibandingkan istri-istri Rasulullah yang lain dalam hal keluasan ilmu termasuk tentang Al-Qur’an, tafsir, Hadis dan fiqh. Aisyah juga menguasai ilmu pengobatan. Pengetahuan tentang syair Arab pun sangat banyak.

Hafsah binti Umar

Hafsah binti Umar lahir saat orang-orang Quraisy sedang membangun Ka’bah. Putri Umar bin Khattab ini sangat mencintai ilmu dan adab. Beliau belajar menulis kepada Syifa’ binti Abdullah al-Qurasyiyah al-Adwiyyah, hingga menjadi oerempuan yang fasih dikalangan Quraisy. Rasulullah menikahi Hafsah pada usia 18 tahun setelah suaminya wafat syahid di Perang Uhud.

Kesabaran merupakan teladan terbaik Sayyidah Hafsah. Kerena kesabarannya, Allah menggantikan suaminya dengan orang yang paling baik di alam semesta, yakni Nabi Muhammad. Hafsah memiliki kedudukan tini di antara para istri Rasulullah sampai Aisyah berkata “Dia (Hafsah) lah yang menyetarai aku di antara para istri-istri Rasulullah.”

Keluasan ilmu Hafsah diakui oleh ayahnya sendiri, ketika sang ayah menjadi Khalifah, Umar sering meminta pendapat Hafsah. Salah satu pertanyaan Umar “Berapa lama seorang istri mampu ditinggal pergi oleh suaminya?” Hafsah menjawab, “Empat atau enam bulan.”

Hafsah juga merupakan teladan terbaik dalam kesederhanan hidup dan kezuhudan, beliau rajin melakukan puasa sunnah dan mengerjakan sholat malam.

Zainab binti Khuzaimah

Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah. Berdasarkan asal usul keturunannya, dia termasuk keluarga yang dihormati dan disegani. Kedermawanannya telah dikenal, bahkan sebelum beliau memeluk Islam. Sebelum manikah dengan Rasulullah, Zainab sudah digelari Ummul Masakin. Zainab selalu mengutamakan kedermawanannya pada oran-orang miskin daripada memanjakan dirinya sendiri dengan harta benda yang dimiliki.

Zainab binti Kuzaimah r.a. termasuk kelompok orang yang pertama-tama masuk Islam dari kalangan wanita. Yang mendorongnya masuk Islam adalah akal dan pikirannya yang baik, menolak syirik dan penyebah berhala, dan selalu menjauhkan diri dari perbuatan jahiliah.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *