preloader

Kisah Abdurrahman bin Auf, Sahabat Nabi Muhammad yang Terkaya dan Dermawan.

Abdurrahman bin Auf adalah sahabat Nabi Muhmmad SAW yang paling kaya. Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Auf bin Abdul Harits bin Zahrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay. Dia juga termasuk dalam delapan orang pertama yang masuk islam dan juga dijamin masuk surga. Ia lahir 10 tahun selepas Tahun Gajah. Ketika Muhammad SAW menyatakan bahwa ia diutus menjadi nabi dan rasul yang terakhir di muka bumi ini, Abdurrahman bin Auf termasuk golongan pertama menyambut hidayah tersebut.

Ia adalah salah seorang yang mula-mula masuk Islam atau Assabiqun Al-Awwalun. Abdurrahman bin Auf masuk Islam dua hari selepas Abu Bakar As-Siddiq. Abdurrahman bin Auf adalah seorang pedagang sukses. Kerja kerasnya dalam berdagang membut Abdurrahman menjadi konglomerat dengan harta yag berlimpah di masa nabi. Saking banyaknya kekayaan yang ia miliki, Nabi Muhammad SAW pernah menyatakan bahwa perhitungan hartanya di akhirat akan demikian panjang. Abdurrahman bin Auf akan masuk surga dengan cara merangkak.

“Wahai Ibnu Auf, sesungguhnya engkau adalah kelompok orang-orang kaya dan engkau akan masuk surga dengan merangkak. Karena itu berilah pinjaman kepada Allah niscaya dia lepaskan kedua kakimu,” sabda Rasulullah.

Mendengar penuturan itu, Abdurrahman bin Auf menangis. Karena itulah, ia kerap berdoa “Jadikan aku ini miskin! Aku ingin seperti Mush’ab bin Umair atau Hamzah [yang meninggal dalam keadaan miskin], Ya Allah,” rintih Abdurrahman bin Auf.

Kendati demikian, harta yang sudah ia tanamkan untuk investasi terus berkembang. Ia tak juga miskin-miskin. Ummul Mukminin Aisyah pernah bercerita bahwasanya Abdurrahman bin Auf kerap membawa pulang dagangannya sebanyak 700 kontainer barang yang panjangnya serupa barisan pawai tak putus-putus.

Seluruh hartanya ia bagi dalam tiga bagian, sepertiga untuk investasi modal usaha orang lain, sepertiga untuk melunasi hutang-hutangnya, dan sepertiga lagi untuk disedekahkan pada fakir miskin dan dakwah Islam. Ia hanya menyisakan harta seperlunya untuk dirinya sendiri. Abdurrahman pernah menjaul tanah seharga 1000 dinar dan membagikan seluruh dinar itu kepada keluarganya Bani Zuhrah, istri-istri Nabi, dan warg yang miskin.

Seluruh harta Abdurrahman bin Auf lahir dari kepadaiannya berwirausaha. Penduduk Makkah dan Madinah kala itu mengakui kecerdikannya dalam berdagang. Saking mahirnya berwirausaha, ia bahkan pernah berseloroh

“Seandainya aku mengangkat batu, niscaya kutemukan emas dan perak di bawahnya.”

Namun,kekayaan tak membuat Abdurrahman kufur dan tamak. Dia tetap hidup dengan dermawan. Tak hanya harta, dia bahkan rela mempertaruhkan nyawanya dalam perang. Suatu waktu, ia pernah diutus Nabi Muhammad SAW memimpin sebanyak 700 pasukan menuju Dumatul Jandal untuk berperang. Selain itu, Abdurrahman bin Auf dianggap sebagai pelopor dua hijrah dalam Islam, yaitu hijrah ke Habasyah dan hijrah ke Madinah.

Dalam Perang Uhud, Abdurrahman mendapatkan 20 luka yang salah satunya membuat kakinya cacat permanen. Dia bahkan sulit berbicara karena giginya path dalam Perang Uhud.

Selepas Rasulullah SAW meninggal, Abdurrahman bin Auf bertugas menjaga kesejahteraan istri-istri mendiang Nabi Muhammad SAW. Ia menjaga keselamatan dan memenuhi segala kebutuhan mereka.

Abdurrahman bin Auf juga sempat menolak untuk menjadi khalifah atau pemimpin umat islam sepeninggalan Umar bin Khattab. Saat itu enam orang sahabat sedang berunding menentukan khalifah baru. Semua sepakat menunjuk Abdurrahman. Tapi, dia menolak dan meminta Utsman bi Affan untuk menjadi khulafaur rasyidin itu.

“Demi Allah, andai dibuat sebilah pisau lalu diletakan pada tenggorokanku dan ditancapkan hingga tembus ke sisi lain adalah lebih aku sukai dari pada menjadi khalifah,” kata Abdurrahman dikutip dari Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW karya Khalid Muhammad Khalid.

Abdurrahman bin Auf meninggal dunia pada 31 H atau 652 Masehi pada usia 72 tahun. Ia dimakamkan di Baqi di samping makam sahabatnya, Utsman bin Maz’un. Sesaat sebelum meninggal dunia bahkan Abdurrahman takut hartanya justru menjadi penghalangnya ke surga.

“Sungguh aku takut jika aku tidak bisa bertemu dengan para sahabatku karena banyaknya harta yang kumiliki,” kata Abdurrahman.

Abdurrahman bin Auf sahabat nabi yang paling kaya dan dijamin masuk surga mewasiatkan 500 ribu dinar untuk perjuangan di jalan Allah dan 400 dinar untuk setiap orang yang terlibat dalam Perang Badar.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *