preloader

Apakah Minuman Kopi Itu Baik untuk Wanita? Yuk Kita Cari Tahu Jawabannya!

            Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan pesan broadcast dari salah satu grup chat saya berisi beberapa poin penting tentang kesehatan yang ‘katanya’ langsung dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) sehingga penerima pesan diharapkan untuk menyimak dan tidak malas baca.

Sejujurnya terkadang saya malah merasa terganggu dengan pesan-pesan broadcast semacam ini apalagi jika tidak mencantumkan sumber yang terpercaya. Namun disatu sisi, saya berterima kasih karena informasi-informasi semacam ini justru membuat pengetahuan saya bertambah. Karena ketika saya jadi penasaran, mau tidak mau saya mencari bukti ilmiahnya dari jurnal-jurnal penelitian yang bertebaran di dunia maya, untuk mengetahui apakah informasi tersebut valid atau tidak. Apakah kamu begitu juga kah sobat cerdas?

Karena saya suka minum kopi. Sedih rasanya kalau saya (dan mungkin para wanita penggemar kopi di luar sana) tidak bisa lagi minum kopi gara-gara pesan ini. Bicara tentang kopi, pasti tidak lepas dari kandungan utamanya yakni kafein. Senyawa kafein dapat ditemukan di berbagai macam bagian tanaman terutama pada kopi, teh, cola, dan kakao (cokelat). Minuman berenergi juga umumnya mengandung kafein. Kafein termasuk dalam senyawa psikoaktif yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat (SSP) dan memberikan efek berupa peningkatan kewaspadaan dan kemampuan untuk berkonsentrasi serta meningkatkan energi. Bila digunakan dalam dosis berlebih atau pada orang yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap kafein, dapat menimbulkan efek mual, insomnia, takikardi (percepatan denyut jantung), hingga anxietas (kecemasan).

Nah, sobat cerdas sudah tahu mengenai osteoporosis? Osteoporosis (pengeroposan tulang) terjadi akibat berkurangnya kepadatan tulang sehingga berisiko terjadinya patah tulang (fraktur). Osteoporosis lebih rentan terjadi pada wanita dibandingkan pria karena pada usia tertentu wanita pasti akan mengalami menopause (berhentinya siklus menstruasi/kesuburan pada wanita). Menopause dan osteoporosis memiliki keterkaitan. Pada wanita, hormon yang berperan dalam reproduksi adalah estrogen dan progesteron. Jangan salah, kedua hormon ini juga terdapat pada pria, tetapi konsentrasinya lebih sedikit. Sama seperti wanita yang juga memiliki hormon testosteron, namun dalam jumlah sedikit dibandingkan pria. Selain fungsinya dalam reproduksi, hormon estrogen bersama Vitamin D juga berperan dalam menjaga keseimbangan kalsium dalam tubuh yang diperlukan dalam proses pembentukan osteosit (sel tulang). Sementara itu, Vitamin D juga berperan dalam proses biosintesis (pembentukan) estrogen. Maka, ketika seorang wanita mengalami menopause, produksi hormon estrogen pun berhenti dan berakibat pada meningkatnya risiko osteoporosis.

Berdasarkan beberapa jurnal penelitian, disimpulkan bahwa konsumsi kafein yang tinggi tidak berkorelasi dengan risiko patah tulang akibat osteoporosis maupun percepatan periode menopause pada wanita. Namun, pada wanita lansia, konsumsi kafein yang tinggi tanpa diimbangi asupan kalsium yang cukup, dapat berisiko hilangnya tulang kortikal paha. Selain itu, kafein juga mungkin berpengaruh dengan  memperparah gejala vasomotor seperti rasa panas dan berkeringat pada wanita menopause. Sebagai kesimpulan, belum ada bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung teori bahwa konsumsi kopi akan menyebabkan osteoporosis dan mempercepat menopause pada wanita. Mengenai menopause, karena fase tersebut merupakan suatu proses alamiah yang pasti akan terjadi pada setiap wanita, tentunya hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Selain risiko osteoporosis, wanita yang mulai memasuki masa menopause maupun yang sudah mengalaminya, mungkin akan merasakan beberapa gejala yang mengganggu (gejala vasomotor). Misalnya, gairah seks berkurang dan merasa nyeri saat berhubungan, kulit dan rambut menjadi kering, insomnia, berkeringat di malam hari, merasakan sensasi panas di seluruh tubuh (hot flushes), perubahan mood dan sebagainya. Untuk itu beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol gejala menopause misalnya:

  • menggunakan pakaian yang ringan dan menjaga temperatur ruangan di malam hari agar tidak mudah berkeringat,
  • menghindari asupan yang beresiko seperti kafein, alkohol, makanan pedas, maupun rokok,
  • mengatur dan menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan level stres,
  • berolahraga ringan yang bisa mengontrol nafas dan emosi seperti yoga dan tai chi,
  • menjaga berat badan ideal, dan mengkonsumsi gizi seimbang,
  • mengkonsumsi suplemen vitamin D dan kalsium bila perlu dan berusaha untuk memperoleh sinar matahari pagi yang cukup (pagi atau sore hari),
  • mengkonsumsi Hormone Replacement Therapy (HRT) sesuai anjuran dokter. HRT dapat berupa kombinasi hormon estrogen dan progesteron maupun estrogen tunggal.

Jadi intinya, konsumsi kopi masih aman bagi wanita selama tidak berlebihan ya sobat cerdas. Menurut NHS UK (National Health Service of United Kingdom), asupan harian ideal kafein bagi orang dewasa adalah 400 mg per hari atau setara dengan 3-4 cangkir kopi. Bahkan untuk wanita hamil pun, konsumsi kafein masih diizinkan dengan batas 200 mg per hari atau setara 1-2 cangkir kopi. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan ya sobat cerdas

Sumber : kompasiana.com

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *