preloader

Khalifah Ali Bin Abi Thalib

Jiwa tanpa noda, Sang ksatria Rasulullah

Khalifah Ali Bin Abi Thalib merupakan putra Abu Thalib paman Rasulullah. Ali Bin Abi Thalib sejak kecil telah dididik dalam rumah tangga Nabi Muhammad SAW. Segala peperangan yang ditempuh oleh Nabi juga diikuti oleh Ali, kecuali perang Tabuk karena ia disuruh menjaga kota Madinah.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa umur Ibnu Khattab berkata, “Ali Bin Abi Thalib adalah orang yang paling pandai menghukum di antara kami semuanya”. Khalifah Ali Bin Abi Thalib merupakan orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan anak-anak. Nabi Muhammad sejak kecil diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib, kemudian setelah kakeknya meninggal, diasuh oleh pamannya Abu Thalib.

Rasulullah hendak membalas jasa pamannya, maka Ali diasuh oleh Nabi Muhammad. Karena kepintaran dan kedekatannya dengan Rasulullah, ia termasuk orang yang banyak meriwayatkan hadis Nabi. Keberaniannya juga terkenal dan hampir seluruh perang yang dipimpin Nabi Muhammad SAW, Ali Bin Abi Thalib selalu berada di barisan terdepan.

Pada waktu pembaiatan, Ali berpidato setelah diangkat untuk menjadi khalifah yaitu “Wahai manusia, kamu telah membuatku sebagaimana yang telah kamu lakukan kepada khalifah-khalifah yang lebih dahulu daripadaku. Aku hanya boleh menolak sebelum jatuh pilihan. Apabila pilihan telah jatuh, maka tidak boleh menolak lagi.”

Imam harus teguh dan rakyat harus patuh. Baiat terhadap diriku ini ialah baiat yang rata yang umum. “Barangsiapa yang memungkirinya maka terpisahlah ia dari agama Islam”. Pada masa itu, masih ada sahabat-sahabat yang masih belum mau mengakui Ali sebagai khalifah antara lain, Hasan Ibnu Tsabit, Abu Sa’id al-Khudri, dan Ka’ab Bin Malik. Keberhasilan-keberhasilan pada masa Khulafaur Rasyidin antara lain memberlakukan mushaf standar pada masa Usman Bin Affan, menjaga keutuhan Al-Qur’an dan mengumpulkannya dalam bentuk mushaf pada masa Abu Bakar Ash Shiddiq.

    Sahabat-sahabat Nabi mulai menyebar ke pelosok untuk menyiarkan agama Islam dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah. Nah, itulah penjelasan tentang kisah sabahat Nabi yang dapat kita teladani kebiasaan baik dan perilaku mulianya. Nabi Muhammad SAW adalah orang yang baik dan mulia, jadi tidak heran jika beliau juga dikelilingi oleh orang-orang yang mulia pula.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *