preloader

Pergunakan Jari Dengan Baik Ya

Awas berita HOAX!

Hidup bersosialisasi antar umat beragama dengan rukun dan memiliki toleransi, pada hakikatnya dimaknai sebagai sarana yang ideal bagi seseorang untuk meningkatkan ibadah, menempa diri, dan mengendalikan godaan nafsu. Juga menjaga sikap dan tutur kata baik secara tulisan maupun lisan. Menjaga lisan pun tidak hanya di mulut saja ya sobat cerdas, tetapi juga di jari ketika kita ingin membagi tulisan di media sosial.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menempa diri, di antaranya dengan menjaga lisan agar tidak berkata sesuatu yang menyakitkan dan tidak mengenakkan, serta menjaga jiwa agar senantiasa bersih dalam bertingkah laku. Baru-baru ini ada berita yang sangat viral di suatu perusahaan yang mana hanya karena salah dalam mempromosikan produk, akhirnya berujung fatal hingga perusahaan tersebut di cabut izin usahanya dan banyak karyawan yang di PHK akibat perkataan yang tidak dijaga serta begitu cepatnya jari dalam membagikan berita tersebut ke sosial media. Seram sekali kan dampaknya sobat cerdas? Menurut info yang beredar, kesalahan dalam pemilihan kata berbau SARA yang melanggar UU ITE dalam promosi produk. Semua ada sebab dan akibat yang harus dipertanggungjawabkan dan dampaknya sangat merugikan orang banyak.

Di Indonesia isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) masih selalu menjadi hal yang paling sensitif yang berpotensi memecah belah masyarakat yang bersifat majemuk. SARA adalah pandangan ataupun tindakan yang didasari dengan pikiran sentimen mengenai identitas diri. Yang digolongkan sebagai sebuah tindakan SARA adalah segala macam bentuk tindakan, baik itu verbal maupun nonverbal.

Sebelum seseorang mengucapkan suatu kata atau kalimat dengan lisan, maka terlebih dahulu dipikirkan akibatnya, baik maupun tidak baik. Jika baik bisa diteruskan tetapi jika tidak baik, ya dikendalikan. Bahaya yang keluar dari mulut secara lisan antara lain ghibah (mengumpat), mengadu domba, provokasi serta membicarakan aib orang lain. Seandainya ada orang yang tidak melakukan suatu perbuatan kemudian dikatakan melakukan, maka meningkat menjadi fitnah (sesuatu tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya) begitu juga dengan jari.

Untuk masa sekarang di zaman digital ini, belajarlah untuk mengendalikan bukan hanya lisan, melainkan jari yang menggoreskan tulisan di media sosial dengan menebar kebencian, membagikan berita hoax dan permusuhan di antara sesama manusia. Memang jari tidak dapat mengeluarkan suara, namun jika kita tidak mempergunakan jari kita dengan baik, maka akan berdampak fatal pula. Maka haruslah dihentikan perilaku tebar kebencian di media sosial.

Selayaknya kita sebagai manusia yang dikaruniai hikmat dan pikiran dapat memilah-milah info yang kita dapat. Jangan langsung percaya dengan berita yang beredar yang berakhir hoax. Kita dapat mencari tahu info lebih lengkap dahulu sebelum menggunakan jari kita untuk membagikan ke sosial media. Seharusnya setiap individu harus bisa menggunakan jari-jari saat menulis di media sosial untuk mengajak ke arah kebaikan menuju kesejukan hati dan beramal saleh, seperti persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam bingkai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ada pepatah yang mengatakan β€œLebih baik diam dan jaga lisan daripada berbicara tanpa makna”.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *