preloader

Ada Apa Dengan Tanaman Ganja? Yuk Cari Tahu Jawabannya!

Tahukah kamu ?!

Hmm…Mengapa ganja dihapus dari daftar yang mengkatagorikan sebagai obat paling berbahaya?

Ganja adalah tanaman yang ilegal dikonsumsi bebas di Indonesia dan hampir seluruh negara di dunia. Di Indonesia, ganja masuk dalam kelompok obat pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511 Tahun 2006. Komisi Obat dan Narkotika (CND) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memindahkan ganja dari Golongan VI ke Golongan I yang artinya, ganja dihapus dari daftar yang mengkategorikannya sebagai obat paling berbahaya menjadi tanaman yang memiliki nilai untuk bahan pengobatan.

Meski demikian Indonesia masuk dalam salah satu negara yang menentangnya. Padahal Kementerian Pertanian sempat mengeluarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 104 Tahun 2020 tentang Komoditas Binaan Kementerian Pertanian. Dalam Kepmentan tersebut menyatakan ganja sebagai komoditas binaan pertanian yang masuk dalam daftar tanaman obat, sayangnya keputusan tersebut dicabut dan akan dikaji ulang.

Ganja mengandung CBD yang merupakan bahan kimia yang berdampak pada otak, membuatnya berfungsi lebih baik tanpa membuatnya high bersama dengan THC yang memiliki sifat pereda nyeri. Banyak manfaat dari tanaman ganja di bidang kesehatan seperti dapat meredakan nyeri kronis karena mengandung cannabinoid, meningkatkan kapasitas paru-paru, memperlambat proses penyebaran penyakit Alzheimer dan membantu mengobati depresi karena mengandung endocannabinoid yang dapat menstabilkan suasana hati yang mana juga dapat membantu anak-anak dengan autisme yang sering mengalami perubahan suasana hati untuk dapat mengendalikannya, dapat mengobati penyakit radang usus dimana ganja membantu memblokir bakteri dan senyawa lain yang menyebabkan peradangan di usus, pengobatan HIV-AIDS, membantu mengatasi tremor yang berhubungan dengan penyakit Parkinson sekaligus membantu meningkatkan kualitas tidur dan terbukti meningkatkan keterampilan motorik pada pasien, dapat mengendalikan kejang, dapat mempercepat proses penyembuhan patah tulang karena mengandung cannabidiol, membuat menjadi fokus karena mengandung cannabis, membantu perawatan glaukoma, yaitu tekanan tambahan pada bola mata yang menyakitkan, menghilangkan rasa cemas, mengurangi efek samping yang terkait dengan hepatitis C dan meningkatkan efektivitas pengobatan, membantu menurunkan berat badan karena ganja dapat mengatur insulin sambil mengelola asupan kalori secara efisien sehingga dapat juga mencegah diabetes karena gula darah menjadi stabil, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan sirkulasi darah.

Salah satu manfaat untuk medis terbesar dari ganja adalah kaitannya dengan melawan kanker. Ada sejumlah bukti bagus yang menunjukkan cannabinoid dapat membantu melawan kanker atau setidaknya jenis tertentu darinya. Selain itu, sebenarnya ganja jauh lebih aman daripada alkohol. Meskipun mungkin tidak 100% bebas risiko, namun ini bisa menjadi cara yang lebih cerdas untuk mengekang alkoholisme dengan menggantinya dengan ganja. Juga ganja lebih aman daripada nikotin, saat menghisap ganja, paru-paru tidak rusak dalam dosis tertentu. Faktanya, sebuah penelitian dalam Journal of American Medical Association menemukan bahwa ganja sebenarnya membantu meningkatkan kapasitas paru-paru daripada membahayakannya. Umumnya Ganja juga sekarang ditemukan sebagai krim dan balsem yang digunakan oleh individu yang menderita radang sendi

Ganja memiliki efek samping seperti halusinasi karena efek opioid pada sistem saraf pusat. Namun, itu menimbulkan risiko yang jauh lebih sedikit daripada opioid sintetis. Itu juga tidak dianggap adiktif seperti zat lain, keterampilan motorik yang buruk jika dikonsumsi berlebihan, efek stimulasi yang menyebabkan hiperaktif, pernapasan cepat, dan peningkatan tekanan darah dan detak jantung, mata merah, mulut kering dan nafsu makan meningkat.

Itulah alasan mengapa banyak pendukung mendorong legalisasi ganja sehingga pasien dapat memiliki pilihan yang lebih aman untuk manajemen nyeri. Faktanya, beberapa orang menggunakan ganja sebagai cara untuk mengobati kecanduan opioid.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *