preloader

Pilih yang mana ?

Pilih yang mana ya ?

Kalau saat ini kamu diberikan dua pilihan, pilih menjadi orang yang selalu menerima atau orang yang selalu memberi. Sobat cerdas akan memilih yang manakah ? Cobalah jawab dengan jujur di dalam hati. Ada sebuah kisah yaitu dua  anak manusia yang siap dilahirkan ke dunia. Ketika malaikat melihat mereka, malaikat pun bertanya kepada keduanya “ Kalau kalian diberi pilihan menjadi orang yang selalu menerima atau menjadi orang yang selalu memberi, kalian mau pilih menjadi yang mana ?” Orang pertama langsung menjawab sambil tertawa “Ya pasti saya memilih untuk selalu menerima, kan enak ! Hidup santai, tidak perlu kerja keras, tidak perlu melakukan apa-apa dan semua pasti sudah terpenuhi. Namun, orang kedua dengan tenangnya menjawab “Biarlah saya menjadi orang yang selalu memberi”. Mendengar jawaban ini sang malaikat pun berkata “Baiklah, kalau pilihan ini memang kehendak kalian, maka apa yang kalian minta akan aku kabulkan”. Seketika juga mereka berdua lahir ke dunia. Ketika mulai bertumbuh dewasa, terlihat perbedaan antara kedua orang ini. Orang pertama memang selalu menerima tanpa mampu untuk memberi. Dia adalah seorang pengemis yang hidup dari menerima belas kasihan orang lain, sedangkan orang kedua selalu memberi. Akhirnya dia menjadi orang kaya dan berlebih.

Kita sering sekali menyamakan memberi itu dengan kehilangan, berkurang bahkan merugikan. Padahal tidak seperti itu kenyataannya. Ketika kamu bisa memberi, kamu akan menyadari bahwa kamu adalah orang yang paling beruntung karena untuk bisa memberi apapun bentuknya , baik itu materi, tenaga, pikiran, cinta kasih, itu tandanya kamu menjadi orang yang berlebih. Lebih kaya, lebih kuat, lebih mampu, lebih cerdas, lebih welas asih serta memiliki hati yang besar. Jadi, ketika kamu bisa memberi, kamu sungguh adalah orang yang beruntung. Beruntung karena hidupmu masih lebih baik daripada banyak orang di luar sana. Beruntung karena kamu masih memiliki kasih dan hati yang mau memberi.

Selain itu juga disaat kita memberi, kita juga akan mendapatkan. Seperti di saat kamu memberikan senyuman terbaikmu. Apakah kamu akan dipukul atau dimarahi ? Itu tidak akan mungkin. Malah sebaliknya, kamu akan mendapatkan perhatian dan rasa simpati. Jadi, dalam hal memberi tentunya dengan ketulusan ya. Hati kita juga akan mendapatkan balasan yang setimpal. Bila balasan itu bukan di dunia ini, tentunya pahala dari Sang Pencipta. Namun, ketika kita masih merasa berkekurangan, tetapi ingin juga untuk bisa memberi, apa yang harus kita lakukan ?

Memberi itu bukan tentang seberapa banyak yang kamu beri, tetapi seberapa besar kerelaan kamu untuk melakukannya. Kamu tidak akan menjadi kekurangan ketika memberi, tetapi justru ketika kamu bisa memberI di saat kekurangan itu yang luar biasa. Ada begitu banyak berkat yang bisa kamu nikmati dalam hidup ini. Cobalah untuk berbagi, bukan hanya menikmatinya sendiri. Bukan hanya soal materi saja, tetapi kamu juga bisa memberikan waktu, tenaga dan perhatian. Kamu juga tidak akan pernah tahu , seberapa besar arti pemberianmu bagi orang lain. Sesuatu yang mungkin tampak sangat kecil bagi kamu bisa menjadi sesuatu yang luar biasa bagi orang lain. Jadi ingat ya, memberi tidak hanya bicara soal kemampuan, tetapi kemauan. Memberi bukanlah untuk dilihat dan dapat pengakuan dari orang lain, tetapi ketulusan untuk memberikan yang terbaik untuk orang sekitar. Jika kita rela melepaskan apa yang ada di tangan kita, maka Tuhan juga akan rela melepaskan apa yang ada ditangan Nya untuk kita.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *