preloader

Jangan Berhenti! Teruslah Berjalan Sesuai Kemampuan dan Selalu Optimis

Jangan tunda hari esok! Penundaan sering mengakibatkan bencana dan penyesalan

David Wottle adalah seorang atlet untuk cabang olahraga atletik yang dikenal suka memakai topi golf ketika bertanding di lapangan. Wottle semakin terkenal setelah kemenangannya yang dramatis pada cabang lari 800 meter di Olimpiade musim panas 1972 di Munich. Karena pada pertandingan itu, ia tidak diunggulkan.

Terbukti, sejak detik pertama berlari posisinya selalu berada paling belakang. Bahkan hingga berlalu satu menit, dengan jarak sudah terlewat 400 meter, Wottle tetap belum bisa melewati satu orang lawanpun. Meski demikian, Wottle masih berlari. Baginya, dia hanya perlu terus bergerak. Menjadi orang yang berada di urutan paling akhir tidak menyurutkan semangatnya. Perlahan-lahan, pelari asal Amerika itu mempercepat langkahnya. Satu demi satu, dia mulai menyusul lawannya. Hasilnya, ketika garis finish telah terlihat semakin dekat, dia sudah berada pada posisi tiga besar dan tepat pada detik ketika dia menginjak garis finish, dia sukses menjadi yang terdepan meski selisihnya hanya 0,03 detik dengan pelari berikutnya.

Di titik mana pun kita memulai, yang terpenting adalah teruslah bergerak. Pada keadaan serendah apa pun kita memulai, peluang keberhasilan selalu ada. Demikianlah spirit seorang Wottle. Kenyataannya, masih banyak orang-orang yang tidak mau memulai karena dirinya masih berada di posisi terendah. Mereka baru merencanakan sebuah perubahan kalau segala sesuatunya sudah ideal menurut pandangannya. Banyak orang yang mengatakan …

“Saya akan mulai fokus melakukan pekerjaan ini, kalau masalah saya sudah selesai.”

“Saya akan mulai giat bekerja, kalau gaji saya sudah sesuai harapan saya.”

“Saya akan menerima tawaran pekerjaan, kalau sudah menemukan perusahaan yang berani memberi posisi cukup tinggi.”

“Saya akan mulai merintis usaha kalau keluarga saya siap memberi modal yang besar.”

Apa yang terjadi setelah itu? Seumur hidup kita tidak akan pernah dihampiri oleh keberhasilan, baik yang akan kita lakukan dan kerjakan. Semua ini penyebabnya adalah “mental kalau” yang berada dalam diri ini. Jika Wottle juga berprinsip seperti itu, mungkin dia tidak akan pernah meraih emas Olimpiade hingga hari ini, tetapi Wottle tetap berusaha, meski harus memulai dari posisi paling belakang. Jauh sebelum Wottle, ribuan tahun silam Nabi Nuh juga memulai pembuatan perahu dengan persiapan yang seadanya karena ketika menerima perintah Allah tersebut, Nabi Nuh bukanlah seorang ahli perkapalan, beliau juga tidak punya peralatan perkakas yang lengkap. Meski memulai dengan ala kadarnya, Nabi Nuh tetap bersungguh-sungguh dan akhirnya sejarah mencatat ternyata perahu itu kelak yang menyelamatkan semua orang-orang beriman pada masa itu.

Jadi, di titik manapun kita memulai, yang terpenting adalah teruslah bergerak dan jangan pernah putus asa ya sobat cerdas! Apapun rintangannya! Percayalah, atas seizin Sang Pencipta, keberhasilan akan didapat. Jangan ditunda sampai besok, apa yang bisa dikerjakan sekarang, lakukanlah

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *