preloader

Nabi Nuh dan Bahteranya

Kisah Nabi Nuh banyak mengajarkan tentang kesabaran dan keteguhan hati. Melalui kisah Nabi Nuh, kamu bisa belajar banyak nilai yang akan menjadikan semakin beriman. Nabi Nuh juga pandai bersyukur, bijaksana, dan sabar dalam berdakwah. Nabi Nuh juga dikenal sebagai nabi yang membela dan melindungi kaum yang lemah, miskin, dan tertindas. Dalam menjalankan tugas kerasulan, Nabi Nuh banyak mengalami ujian dan cobaan. Di zaman itu, bangsa hidup dengan menyembah berhala berupa patung-patung yang mereka yakini akan memberikan mereka harta dan keberkahan, juga kerap melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.

Suatu hari, Allah menyuruh Nabi Nuh untuk membangun sebuah bahtera besar dan kuat, menggunakan kayu berkualitas agar air tidak mudah masuk ke dalam bahtera. Sekilas, bahtera ini terlihat seperti kapal besar yang dapat memuat banyak barang di dalamnya. Allah menyuruh Nuh untuk membuat bahtera tersebut menjadi tiga lantai. Setiap lantai memiliki ruangan untuk tempat peristirahatan Nuh dan keluarganya. Ruangan yang tersisa tentu saja untuk binatang dan penempatan semua makanan. Nabi Nuh bertanya-tanya kepada Allah, lalu Allah menjawab: “Aku akan mendatangkan air peristiwa bah suatu saat nanti. Aku mau kau dan keluargamu bersiap-siap sebelum peristiwa itu terjadi. Kau bisa mengajak siapapun yang mau ikut masuk ke dalam bahtera buatanmu.” Akhirnya, Nuh mengerjakan bahtera tersebut dan dibantu oleh anak-anaknya.

Nabi Nuh pun memperingati bangsa itu. Namun, justru dianggap permainan. Mereka menentang Nabi Nuh, “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami. Kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” Nabi Nuh kemudian menjawab, “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.”

Banyak orang yang mulai menertawakan Nabi Nuh. Mereka mengatakan Nabi Nuh gila, namun Nabi Nuh tidak peduli. Ia tetap mengerjakan bahtera tersebut dan menghiraukan perkataan orang lain. Nabi Nuh mencoba menjelaskan peristiwa besar yang akan terjadi di kemudian hari. Tetapi orang hanya tertawa. Bahkan tidak seorang pun percaya perkataan Nuh. Setelah melalui beberapa cobaan, akhirnya bahtera tersebut selesai dan memakan waktu selama beratus-ratus tahun. Setelah itu, Allah menyuruh Nabi Nuh memasukkan seluruh binatang, seperti: herbivora, karnivora, reptil, unggas, dan lainnya. Setiap binatang yang dimasukkan haruslah berpasangan, jantan dan betina agar kelak dapat berkembang biak. Sehingga masih ada binatang yang hidup di dunia.

Pada saat semua perbekalan sudah siap, Nabi Nuh pun berkata kepada pengikutnya, “Naiklah ke dalam kapal dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Allah kemudian berfirman, “Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan air yang tercurah. Kami jadikan bumi memancarkan beberapa mata air, lalu bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan.” Tidak lama setelah itu, hujan pun turun selama 40 hari 40 malam yang kemudian membuat bencana banjir besar melanda seluruh bumi, termasuk gunung-gunung tertinggi sekalipun. Hujan yang turun sangatlah deras, begitu juga dengan intensitas cuaca dan kelembaban. Lalu, air tersebut meresap ke dalam tanah, dan sebagian mengalir ke danau dan laut. Namun, air hujan tidak dapat ditampung seluruhnya oleh danau, tanah, dan laut, hingga akhirnya melenyapkan bumi. Terbelahnya seluruh mata air yang ada di samudera raya dan terbukanya tingkap-tingkap langit. Saat badai hampir terjadi, Nabi Nuh, keluarganya, dan binatang-binatang masuk ke dalam bahtera.

Akibat bencana ini, jeritan dan tangisan manusia terdengar di mana-mana. Karena meluapnya air, mereka kemudian panik karena ke mana pun mereka berlari, air mengejar dan menenggelamkan mereka. Pada saat itu, tidak ada tempat berlindung dari banjir yang dahsyat itu, kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh. Mereka pun semua tewas tersapu banjir yang maha dahsyat tersebut. Lalu, Allah memberi perintah kepada bumi dan langit agar berhenti melaksanakan tugasnya, “Hai bumi, telanlah airmu dan hai langit (hujan), berhentilah.” Seketika itu juga, air kemudian surut dan bahtera tersebut pun berlabuh di atas Bukit Judi dan memulai kehidupan yang baru.

Yang terjadi setelah peristiwa air peristiwa bah adalah adanya busur yang dijatuhkan Allah dari langit sebagai pertanda bahwa air peristiwa bah pertama telah selesai dan ada busur yang turun ke bumi membentuk pelangi yaitu bahwa peristiwa ini berarti habis kekelaman akan muncul kebahagiaan. Hal ini juga sebagai pertanda kalau Allah tidak akan lagi menghukum seluruh makhluk di bumi seperti peristiwa air bah. Janji Allah bagi bahwa Ia tidak akan lagi menurunkan air peristiwa bah yang kedua. Ia berkata “Air peristiwa bah yang pertama sudah cukup menjadi pelajaran bagi umat manusia. Namun, manusia harus tetap hidup benar dan tidak melakukan perbuatan dosa”

Dari kejadian di atas, dapat dilihat ya sobat cerdas bahwa alasan utama Allah mendatangkan air peristiwa bah karena kejahatan manusia itu sendiri. Dimana manusia tidak lagi hidup menurut apa yang dikatakan oleh Allah yaitu melakukan segala bentuk pelanggaran, penyembahan berhala, dan masih banyak lagi jenisnya. Allah mempunyai kuasa penuh atas seluruh muka bumi dan segala isinya. Untuk itu, manusia harus selalu melakukan perbuatan baik dalam hidupnya karena dalam sekejap mata, semuanya bisa habis tanpa ada yang tersisa

Sang Pencipta itu Maha Penyabar, namun ada saatnya ketika Ia lelah bersabar dan akhirnya murka kepada manusia. Namun dibalik amarahNya, Sang Pencipta masih menunjukkan kemurahan hati-Nya kepada Nabi Nuh dan keluarganya. Dari kisah ini juga bisa mengajarkan kepada kita tentang kesabaran dan keteguhan Nabi Nuh dalam beribadah kepada Sang Pencipta. Hendaklah semua manusia harus percaya bahwa janji Sang Pencipta adalah benar dan Dia hanya akan menyelamatkan umatnya yang bertakwa. Selamat atau tidaknya seseorang tergantung rahmat Allah dan bukan karena keturunan atau anak Nabi.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *