preloader

Satu Kesalahan Menghapus 1000 Kebenaran

Jack Ma disoraki dan diprotes saat tulis ‘9+9=19’. Namun, jawabannya membungkam semua orang

Siapa tidak mengenal Jack Ma? Seorang pembisnis berkebangsaan Tiongkok juga pemilik perusahaan e-commerce top dunia, AliBaba. Selain sebagai seorang pengusaha, dia merupakan warga Tiongkok daratan pertama yang pernah muncul di majalah Forbes dan terdaftar sebagai biliuner dunia.

Dulunya, dia hanya seorang guru bahasa Inggris di China, kemudian berubah menjadi seorang milyarder nomor satu di negara tersebut dan masuk ke dalam jajaran orang terkaya di dunia urutan 26 berkat usahanya yaitu Alibaba group yang sukses dalam penawaran saham perdana atau IPO (Initial Public Offering) pertama yang kemudian membawanya menjadi orang kaya baru. Sebelum menjadi guru, dia sudah puluhan kali mendaftar pekerjaan namun selalu ditolak. Ketika KFC masuk ke China, dia mendaftar menjadi karyawan disana, namun dari 24 orang yang mandaftar hanya 23 yang diterima, dimana hanya ia satu-satunya yang tidak diterima, tetapi Jack Ma bertahan dan melaluinya.

Delapan tahun bergaul bersama banyak turis asing benar-benar mengubah cara pandangnya mengenai hidup. Jack Ma merasa dirinya berpikir lebih global dibandingkan kebanyakan penduduk China lainnya. Jack Ma juga dikenal sebagai salah satu motivator ulung kelas dunia. Setiap orang yang pernah bertemu dan mendengar perbincangannya selalu merasa seperti terlahir kembali dengan pola pikir baru. Dalam salah satu sesi bicaranya, Jack Ma pernah menuliskan ini di papan tulis:

2 + 2 = 4

4 + 4 = 8

8 + 8 = 16

9 + 9 = 19

Penjumlahan tersebut adalah sebuah hitungan matematika yang terbilang mudah, namun seluruh peserta merasa aneh dan sempat mengira bahwa Jack Ma salah menulis jawaban pada penjumlahan terakhir yaitu “ 9 + 9 = 19 “. Saat itu semua peserta dengan serentak menyorakinya dan berkata bahwa penjumlahan terakhir salah. Jack Ma tersenyum dan dengan tenang mengakuinya bahwa jawaban soal terakhir memang salah. Jack Ma lalu berkata, ” Tetapi tiga jawaban saya yang sebelumnya benar, mengapa kalian tidak memuji saya dan hanya fokus melihat kesalahan saya di satu soal?” Perkataan Jack Ma ini seketika membungkam seluruh peserta.

Demikianlah hakikat kebanyakan manusia, mudah bereaksi keras ketika melihat kesalahan orang lain, membesar-besarkannya dan meniadakan seluruh kebaikan lain yang pernah diperbuat orang tersebut. Ibarat pepatah “karena nila setitik, rusak susu sebelanga“. Adanya pesan yang dapat diambil bahwa mengingat tabiat manusia yang demikian, maka selayaknya ketika kita berbuat salah, janganlah terlalu sedih dan berlarut-larut di dalam penyesalan diri. Sebaliknya bangkitlah dan perbaiki diri. Kesuksesan sering di awali kesalahan demi kesalahan akhirnya menjadi mahir.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *